Minggu, 26 September 2010

Bila Ajal Menjemput


Ajal. Sebuah kata sederhana yang menyimpan seribu misteri yang hingga detik ini pun masih sering diperdebatkan. Ajal cenderung terkesan “mengerikan” bagi sebagian besar orang.
Al-Quran Al-Karim mengatakan, “Sesungguhnya kita semua kepunyaan Allah, dan semua akan kembali pada-Nya. Dan kepada Aku lah kamu sekalian kembali.” Ayat tersebut jelas menerangkan bahwa kita semua pada akhirnya akan menemui kematian.
Dunia fana ini beserta isinya adalah tipu daya yang besifat sementara. Harta, kedudukan, teman dan sahabat, bahkan orangtua yang begitu kita sayangi tidak bisa terus menerus bersama kita. Nantinya mereka akan meninggalkan kita menuju ke Rahmatullah, atau bisa saja kita yang justru meninggalkan mereka lebih dulu. Tidak ada satu pun yang abadi di dunia ini. Manusia se-brillian Enstein sekali pun, tidak berdaya dan tidak bisa mengelak lagi ketika ajal sudah di depan mata. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun tidak terkecuali dihampiri oleh malaikat Izrail.
Tak ada seorangpun yang tahu kapan sang maut akan menjemput. Bisa hari ini, besok, bulan depan, atau 25 tahun lagi, hanya Allah SWT yang tahu. Karena maut bisa datang kapan saja, kita harus selalu mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Persiapkanlah dengan baik apa-apa saja yang akan kita bawa nanti saat Sang Pencipta sudah memanggil. Lalu apa yang perlu kita bawa saat kita mati nanti? Uang, sepeda motor, mobil, perhiasan, rumah mewah, pakaian bagus....... BUKAN ITU!!! Saat kita mati nanti, kita bukan sedang pergi piknik ke luar negeri. Tidak mungkin kita membawa semua barang itu. Semua kesenangan dan nikmat duniawi harus kita tinggalkan. Tak ada yang kita bawa selain kain kafan dan bekal amal ibadah selama hidup.
Sudahkah kita mempersiapkan bekal yang cukup? BELUM tentu saja. Lantas bagaimana jika esok hari ternyata malaikat Izrail sudah menghampiri kita? Siapkah kita kalau satu jam lagi Allah memanggil kita ke hadapan-Nya? Ketika memang ajal sudah menjemput, sanggupkah kita menjawab dengan lancar semua pertanyaan Munkar dan Nakir? Apa kita bisa menahan pedihnya siksa kubur? Apa kita sudah siap untuk menghadapi semua itu???
Mari kita renungkan temanku. Terlalu banyak titik celah kelemahan dari diri kita. Sebanyak apa pun kebaikan yang kita perbuat, rasanya tidak pernah melebihi seperempat dari nikmat yang Allah sudah berikan selama ini. Coba renungkan dalam-dalam apa yang sudah engkau lakukan untuk Tuhanmu.
Tidak perlu bersedih hati atau takut karena sudah terlambat. Allah Tuhan kita adalah sang Maha Baik lagi Maha Pemaaf. Mohon ampunanlah pada-Nya, secepat mungkin, selagi ruh ini masih melekat pada jasad. Allah pasti menerima taubat hambanya selama ruhnya belum sampai ke tenggorokan. Mulai dari sekarang, persiapkanlah dengan baik bekal yang akan kita bawa saat maut menjemput nanti. “Beribadahlah seolah-olah kamu akan meninggal esok hari.
Menurut suatu riwayat, bila seseorang yang dijemput merupakan kekasih Allah (mereka yang selalu beriman dan beramal soleh), maka ia akan dijemput sesosok orang dengan wajah yang amat berseri dan bahagia. Dari tubuhnya tercium aroma wangi semerbak. Dan dia lah yang akan menemaninya di alam kubur nanti sampai tiba waktunya ia dibangkitkan kembali oleh Allah. Sebaliknya bagi orang yang kerap berbuat maksiat selama hidupnya, ia akan dijemput oleh sosok dengan wajah yang sungguh buruk dan mengerikan. Dan dari tubuhnya tercium bau yang lebih busuk dari bau bangkai. Dan dialah pula yang akan menemaninya di alam kubur hingga tiba waktunya hari kebangkitan. Naudzubillahimindzaliik.
Kematian bukan suatu hal tragis dan menyedihkan yang patut ditangisi terus menerus. Kematian hanyalah suatu proses yang menjadi garis transisi antara alam duniawi dengan alam barzakh. Jika seseorang yang kita cintai telah menemui ajalnya, jangan bersedih terlalu dalam. Menangisi seseorang yang meninggal dengan berlebihan justru akan memperberat perjalanan ruhnya di alam sana. Kita hanya terpisah sementara waktu. Kita hanya tidak bisa melihat jasadnya lagi di dunia ini. Tapi, setelah Yaumul Hisab kita dapat dipertemukan lagi di surga. Insyaallah Amin.
Sekali lagi kawanku, tidak ada yang tahu sampai batas mana usia kita. Persiapkanlah dan perbanyaklah bekal amal soleh yang akan kita bawa nanti. Mari kita perbaiki sholat kita, sebagai amalan yang akan pertama kali dihisab di sana. Jangan lupa selalu berbuat baik pada sesama makhluk Allah, terlebih sebagai sesama kaum Mukmin. Dan selalu memohon limpahan rahmat dan pengampunan dari Allah SWT. Semoga saja, kita selalu siap di kala ajal sudah ada di depan mata. Dan semoga ketika maut menjemput nanti, kita semua bisa pergi secara khusnul khotimah. Amin ya rabbal ‘alamin.

1 komentar:

ridwan redhoe mengatakan...

semoga kita bisa ambil hikmah dan pengajaran..
sebelum aja datang menjemput...
bolehkah aku mau share..??
di ridwan bin ditan

Posting Komentar